Sean12

Kolintang, Alat musik khas Sulawesi Utara

Posted by hendra Mokoginta On Senin, 15 Oktober 2012 0 komentar

Image


       Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan, mulai dari pulau terkecil, terluar, sampai gugusan pulau-pulau yang besar. Tiap daerah yang berada dipulau-pulau di Indonesia sangat beragam dan memiliki banyak karakteristik yang unik, mulai dari masyarakat, budaya, kuliner, alat musik, pakaian dan lain-lain. Salah satu daerah yang unik yakni Sulawesi, yang masyarakatnya memiliki banyak adat dan budaya tinggi. Sulawesi memiliki ciri khas tersendiri terutama daerah Minahasa dalam karya alat musiknya yaitu kolintang. Alat musik ini terbuat dari batangan kayu yang disusun menyerupai tuts piano.
        Tak terbayangkan hebatnya masyarakat Indonesia terutama Sulawesi yang sudah memiliki mahakarya alat musik berupa kolintang. Jika digambarkan masa lalu yang belum mengenal teknologi maju dan peradabannya yang tidak setinggi sekarang tapi mampu membuat sebuah karya dengan estetika tinggi berupa kolintang.
        Kolintang kebanyakan dihasilkan di Minahasa, sebuah daerah di Sulawes Utara. Alat musik ini terbuat dari potongan kayu yang memang khusus dipergunakan untuk membuat kolintang. Menurut sejarah, kata kolintang diambil dari bunyinya yang menyerupai kata “Tong” dan “Ting”. Nada “Tong”merupakan nada rendah dan “Tang” merupakan nada tingginya, kemudian lama kelamaan nama kolintang digunakan untuk mengapresiasikan sebuah alat musik.
        Kolintang dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan alat pemukul khusus, bentuknya yang berjajar menyerupai piano memungkinkan untuk memainkan rangkaian diatonis atau tujuh nada pada umumnya. Kolintang terdiri dari banyak bagian, ada yang bernada rendah, tengah, dan tinggi. Biasanya pemain kolintang yang ingin memainkan nada penuh, menggunakan banyak kolintang. Rentangan nada yang ada sama seperti pada alat musik string, yang berjarak 2 oktaf, ini memungkinkan kolintang dapat dimainkan dengan maksimal. Memainkan kolintang juga mempunyai teknik khusus agar lagu yang dibawakan bisa dihasilkan secara sempurna.
        Alat musik ini juga sering dimainkan untuk menyambut tamu dari luar daerah atau luar negeri, bahkan  beberapa pementasan di Luar negeri juga sering dilakukan. Suara khas yang dihasilkan dari alat musik ini menjadikan kolintang sebagai mahakarya dengan estetika yang tinggi. Indonesia harusnya berbangga dengan banyaknya karya alat musik yang sudah ada sejak jaman nenek moyang dahulu, generasi sekarang lebih dapat menikmati dan mengembangkannya agar semua budaya yang ada di Negeri ini tidak hilang ataupun punah.

Sumber infohttp://palingindonesia.com/kolintang-instrumen-musik-khas-sulawesi/

Puisi Persahabatan

Posted by hendra Mokoginta On Minggu, 07 Oktober 2012 0 komentar

SAHABAT TERBAIKKU


Sahabat ...di saat kita nikmati kebersamaan banyak hal yang terlewat kan begitu saja
keceriaan, canda dan tawa semuanya mengalir begitu saja
waktu yang tersisah seolah tak mampu menampung nya dan waktu yang sangatlah singkat membuat ku teringat kepada mu sahabat ..

Semua kenangan - kenangan itu tak terasa ,pergi meninggalkan segala kegembiraan
serta canda dan tawa mu satu persatu hilang sekejap mata
ada beribu senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Sahabat ...
semua yang pernah kita jalani hari demi hari , waktu demi waktu telah kita lalui semuanya.

Banyak hal yg pernah terjadi karena itulah jalan hidup yang kita miliki
kadang benci, kesal ,dan kecewa serta rasa senang dan sayang
sungguh luar biasa , apa yang telah kita lalui bersama ..

Ya Tuhan ...
jagalah dan lindungilah
sahabat-sahabat ku
karena mereka adalah sahabat terbaiku selamanya 

Pulau Es Sekitar Seluas Manhattan , Terlepas di Kutub Utara

Posted by hendra Mokoginta On Jumat, 20 Agustus 2010 0 komentar


GREENLAND--Sebuah pulau es yang besarnya empat kali luas Kota Manhattan lepas dari salah satu gletser utama di Greenland. Para ilmuwan mengatakan pada Jumat (7/8) bahwa potongan itu merupakan yang terbesar setelah 50 tahun.

Pulau es yang baru terlepas itu diperkirakan akan masuk Selat Nares, sekitar 620 kilometer selatan Kutub Utara antara Greenland dan Kanada. Andreas Muenchow, profesor ilmu pengetahuan laut dan rekayasa di University of Delaware mengatakan, pulau es memiliki luas 100 mil persegi (260 km persegi) dan ketebalan sampai setengah dari tinggi Empire State Building.

Muenchow sebelumnya telah menduga bahwa potongan es itu akan terjadi dan putus dari gletser Petermann, salah satu dari dua gletser terbesar di Greenland yang tersisa. Sebab, selama tujuh atau delapan tahun belakangan telah terlihat gejala akan lepas. Namun, ia tidak menduga jika potongan es itu akan sangat besar.

"Air tawar yang disimpan dalam pulau es ini bisa menjaga Delaware atau Sungai Hudson mengalir selama lebih dari dua tahun," kata Muenchow. Potongan pulau es ini juga diperkirakan bisa menyimpan semua air keran publik AS mengalir selama 120 hari.

Muenchow mengatakan, sulit untuk menilai apakah peristiwa itu terjadi akibat pemanasan global, karena catatan di atas air laut sekitar gletser hanya disimpan sejak tahun 2003. Aliran air laut di bawah gletser adalah salah satu penyebab utama terkikisnya bagian dalam es di Greenland. "Tidak ada yang bisa mengklaim jika hal ini disebabkan oleh pemanasan global. Di sisi lain ada yang dapat mengklaim bahwa itu bukan," ujarnya.

Para ilmuwan mengatakan, enam bulan pertama di 2010 telah menjadi kondisi global terpanas. Pola cuaca El Nino telah memberikan kontribusi untuk suhu yang lebih tinggi. Tapi banyak ilmuwan mengatakan peningkatan kadar gas rumah kaca buatan manusia yang mendorong temperatur lebih tinggi. Temuan awal itu dibuat oleh Trudy Wohlleben dari Layanan Ice Kanada.

Muenchow mengatakan pulau es bisa sekering tanah atau kemudian pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ada pula kemungkinan pulau es itu bergerak perlahan-lahan ke selatan.